Artikel Yang Lain

danang blog
SEO Stats powered by MyPagerank.Net Web Directory Ping your blog, website, or RSS feed for Free My Zimbio Bloggers - Meet Millions of Bloggers

Minggu, 27 Februari 2011

SALUT Anak Tukang Parkir KULIAH di Korea Selatan




DAYA Laras Dika (19) bisa kuliah di Korea Selatan setelah mendapat bea siswa.*

YOGYAKARTA, (PRLM).- Daya Laras Dika (19) merupakan remaja teladan dari keluarga tidak beruntung. Lelaki berkacamata minus sebagai sosok pejuang yang berontak pada kemiskinan yang mendera orang tuanya. Kerja kerasnya terbayar dengan diperolehnya beasiswa penuh di International Finance Woosong University Korea Selatan.

Pria kelahiran Yogyakarta, 19 Februari 1992 ini putra pasangan Agus Yus Yudiarso dan Katijah, pasangan tukang parkir di Kota Yogyakarta. Selama enam bulan, dia tercatat sebagai mahasiswa program internasional Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII). Atas dorongan fakultas, dia mengikuti tes beasiswa dan berhasil lolos.

Keteladanan Laras pada sikap tegar dan tak pantang menyerah. Sejak SD, orang tuanya tak mampu membayar sekolah. Dia malang melintang untuk mendapatkan beasiswa, dengan cara masuk dari satu kantor ke kantor lain di lingkungan Pemkot Yogyakarta untuk mendapatkan beasiswa. Cara yang sama ditempuhnya saat SMP 6 dan SMA 1 Yogyakarta. "Saya mendapatkan biaya studi dengan mengajukan beasiswa, orangtua saya ekonominya sederhana. Mereka buruh parkir," ujar dia.

Ketika SMA, dia sedikit lega setelah mendapat bantuan pendidikan pemegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS) persiapan kuliah mendapat bantuan jaminan pendidikan daerah Rp 3 juta dan beasiswa prestasi untuk lulusan SMA sebesar Rp 900.000 dari Pemkot Yogyakarta.

Inginya kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) atau Universitas Gadjah Mada (UGM), takdir mengantarkannya ke Fakultas Ekonomi UII angkatan 2010. Karena tercatat sebagai mahasiswa ekonomi reguler, dia menegosiasi supaya masuk kelas internasional. Beasiswa dari Lembaga Zakat, Infaq dan Sadakah (Lazis) UII sebesar Rp 32 juta hanya cukup mengikuti program ekonomi reguler. Dia tidak menyerah, caranya mencari saweran di kampus mendaftar program tuition fee dengan jadi instruktur atau asisten, meskipun ini dilarang bagi mahasiswa yang sudah mendapat beasiswa.

Masalah baru muncul, ketika kedua orangtua Laras tidak mengizinkan anak tunggalnya ke luar negeri, karena dia tidak pernah pergi jauh. "Saya melakukan pendekatan ke orangtua sejak Laras mulai aplikasi beasiswa ke Woosong. Saya meyakini dia bisa diterima, maka kedua orang tua dia kita yakinkan anaknya bisa lebih terjamin masa depannya dengan kuliah di Korsel," kata Ketua Internasional Program Ekonomi UII, Anas Hidayat.
Sabtu (26/2), Laras yang tercatat sebagai warga Bangunrejo RT.01/1639 Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta terbang menuju Korsel.(A-84/A-147)***

SUMBER

0 komentar

Posting Komentar