Sana Sini News - KETIKA hamil, calon ibu rajin kontrol sekaligus USG untuk melihat perkembangan janin. Sebenarnya apa manfaat USG dan apa yang harus diketahui saat USG?
Ketika dinyatakan hamil, calon ibu pastinya sangat gembira demi mengetahui ada janin yang tumbuh di rahimnya. Kontrol pun mulai rutin dijalankan sekalian mengintip perkembangan janin dari waktu ke waktu. Namun, mungkin di antara Anda banyak yang kecewa karena saat diteropong yang terlihat hanya bayangan hitam-putih.
Bagi kita orang awam, bayangan hitam-putih tersebut mungkin tidak ada artinya. Lain bagi dokter kandungan, di mana warna tersebut justru berbicara banyak. Dikatakan dr Bob Ichsan Masri Pot, tujuan USG sebenarnya untuk membantu mendiagnosis perkembangan janin pada setiap trimester.
“Sekaligus untuk mengetahui kesejahteraan bayi di dalam rahim ibu. Kalau ada masalah dengan kehamilannya, bisa segera diatasi,” kata Bob.
Karena USG berguna untuk mendeteksi perkembangan janin di setiap trimester, manfaat USG pun berbedabeda untuk setiap trimesternya. Dikatakan dr Ady Sucahyo SpOG, ketika calon ibu pertama kali datang berkonsultasi, pastilah dia ingin mengetahui apakah benar hamil. Karena itu,USG dimaksudkan untuk menentukan apakah sang ibu benar hamil.Kalau kehamilan masih sangat dini,sekitar 4 minggu, maka dilakukan USG transvaginal. Jadi, alat USG dimasukkan ke dalam vagina untuk melihat janin.
USG di awal trimester juga berguna untuk menentukan lokasi janin apakah di dalam atau di luar rahim.Berlanjut pada kontrol 6 minggu, pada masa ini sudah terlihat isi kantong sehingga jelas tampak apakah janin benar ada.
“Kemudian tinggal mencari denyut jantung janin,” kata Ady dari RS Hermina Daan Mogot. Denyut jantung janin pada usia kehamilan 6–7 minggu yaitu 90–110 denyut per menit (dpm). Sementara di usia 9 minggu ke atas, denyutnya mencapai 120–160 dpm. Jika denyut jantung tidak normal, yang dinamakan bradicardy atau perlambatan denyut jantung kurang dari 90 dpm,bisa berisiko keguguran.
Calon ibu bisa menyiasatinya dengan mengonsumsi makanan bergizi dan mudah dicerna dan sedapat mungkin menghindari stres. Sebab, kondisi psikis ibu yang tertekan dapat memengaruhi denyut jantung janin. USG trimester kedua untuk menentukan perkiraan tanggal kelahiran janin. Juga bisa melihat apakah janin memiliki tanda-tanda kelainan bawaan, down syndrome misalnya.
Pada trimester ini dokter melihat apakah ada kelainan jantung, apakah jantung bocor, dan kelengkapan organ lain seperti ginjal dan paruparu. Hal itu bisa dideteksi pada saat usia kehamilan 18–20 minggu. Usia janin 22–24 minggu, USG digunakan untuk melihat apakah ada potensi lahir prematur. Mengetahuinya dengan jalan mendeteksi ukuran kelenjar adrenal yang menempel di atas ginjal janin. Kalau ukurannya besar, maka ada potensi bayi lahir prematur. Pada saat ini dokter juga dapat melakukan USG transvaginal untuk mengukur mulut rahim guna mengetahui apakah bayi bisa genap 9 bulan atau ada kemungkinan lahir prematur.
“Antisipasinya, ibu bisa meminta cuti lebih awal untuk istirahat sehingga bisa mengurangi terjadinya kontraksi dan mengurangi hubungan suami-istri. Pemberian obat juga dilalukan,” kata Ady.
Masih di trimester kedua, dokter melihat apakah selama di dalam rahim janin mendapat suplai darah dan makanan yang cukup. Bisa saja terjadi kelainan pada plasenta sehingga aliran darah ke bayi menjadi terhambat. Normalnya posisi plasenta saat janin berusia 16–17 minggu, berada di dinding depan, belakang, atau puncak rahim. Plasenta berada pada letak yang tidak normal apabila mendekati mulut rahim dan menutupi sebagian atau bahkan seluruh mulut rahim. Posisi plasenta sekaligus membantu dokter menentukan proses persalinan. Pada saat yang sama ibu bisa menanyakan volume air ketuban. Volume air ketuban tidak sama dari waktu ke waktu.
Pada usia kehamilan 33 minggu, air ketuban sedang banyak-banyaknya antara 1.000–1.500 cc. Volume ini berangsur-angsur berkurang mendekati usia kehamilan 40 minggu. Cairan ketuban dikatakan berkurang jika kurang dari 500 cc, sementara dikatakan berlebih bila mencapai 3.000–5.000 cc yang umumnya terjadi setelah usia kehamilan menginjak 22 minggu.
Air ketuban terlalu banyak mengisyaratkan ibu bisa menderita kencing manis, produksi urine janin berlebih, adanya kelainan bawaan pada janin, adanya penyempitan saluran cerna pada janin sehingga dia tidak mampu menelan air ketuban, ataupun kehamilan kembar.
0 komentar
Posting Komentar