Sana Sini News - Rencana pemberlakukan aturan untuk pemain muda di Indonesian Premier League (IPL) dianggap sebagai langkah positif. PT LPIS sebagai operator liga akan mewajibkan setiap klub mengontrak tiga pemain U-21 dan memainkannya minimal 1.200 menit sepanjang kompetisi.
Itu berarti pemain muda tersebut akan bermain di hampir separuh jumlah pertandingan dalam semusim. Pemberlakukan ini dianggap sebagai upaya jitu untuk memberikan kesempatan kepada pemain muda agar berkembang sehingga regenerasi pemain bisa berjalan optimal.
Langkah ini sebenarnya hampir mirip dengan sistem home ground player yang telah diterapkan di liga-liga Eropa. Tujuannya jelas, agar pemain domestik mempunyai kesempatan di tengah membanjirnya pemain asing. Itu juga berlaku di Indonesia yang gemar memakai pemain asing di tim utama.
"Aturan itu sangat bagus karena saat ini hampir semua klub mempunyai kekuatan muda. Selain bisa lebih efisien dari sisi pendanaan, juga berdampak positif pada perkembangan pemain lokal karena jelas Indonesia membutuhkan regenerasi," jelas CEO Persema Malang Didied Poernawan.
Persema sendiri mempunyai banyak pemain muda yang dipromosikan ke tim utama musim ini. Bagi tim dengan dana yang terbatas seperti Persema, regulasi tersebut bisa menjadi angin segar karena nantinya kekuatan klub di IPL menjadi lebih kompetitif.
Selama ini kompetisi Indonesia memang belum sampai menerapkan regulasi tersebut. Sedangkan klub profesional jumlahnya semakin besar, termasuk di level dua, sehingga kebutuhan terhadap pemain berkualitas semakin banyak. Persema sendiri rencananya memakai lebih dari lima pemain muda.
Regulasi itu ternyata juga berlaku di kompetisi level dua. Pemain muda bakal mendapatkan porsi khusus dan PT LPIS bakal menerapkan sanksi jika ada klub yang tak mematuhi. “Kami sudah tahu ada regulasi itu. Sangat bagus, karena memberi kesempatan untuk pemain muda," cetus Sekretaris Persik Barnadi.
Pemberlakukan aturan itu sama sekali bukan masalah bagi tim seperti Persik. Maklum, kini tim yang dilatih Joko Malis bermodal mayoritas pemain muda yang memilih bertahan di klub berjuluk Macan Putih. Malah klub kebanggaan Persikmania memiliki stok melimpah untuk pemain muda berbakat setelah Kota Kediri menjuarai Porprov 2011 lalu.
Regulasi batas minimum pemakaian pemain muda juga dianggap mengikis kesenjangan kekuatan antara tim bermodal besar dan kecil. Persibo Bojonegoro yang kurang beruntung dalam proses transfer pemain, menganggap regulasi itu sebagai pemerataan kekuatan.
Dengan keharusan memainkan skuad belia, maka sebuah klub superior tak bisa seenaknya menurunkan semua pemain berkualitas karena kekuatan daya beli. "Ini menjadi momen bagus. Juga untuk merangsang sebuah klub melahirkan pemain bintang. Selain berguna untuk masa depan timnas, melahirkan pemain bintang juga menjadi kebanggaan klub," ungkap Ketua Umum persibo Taufik Riesnendar. (kukuh setyawan)
0 komentar
Posting Komentar