Sana Sini News - Kim Il Nam selalu merasakan kesedihan yang luar biasa ketika ayahnya meninggal dunia 27 tahun yang lalu. Dirinya pun menggali kuburan ayahnya dan menjadikan tulang belulang ayahnya menjadi tasbih.
Pria ini menggali kuburan ayahnya dan mengkremasi tulang belulang ayahnya. Setelah tulang-tulang itu menjadi abu, Kim pun merubahnya menjadi tasbih yang tampak seperti mutiara.
"Bila saya melihat tasbih ini, saya mengingat ayah saya. Saya selalu mengingat masa-masa bahagia bersamanya," ujar pria berusia 69 tahun yang berambut kelabu, seperti dikutip Associated Press, Kamis (17/11/2011).
"Saat saya masih kecil, saya sering tertidur dalam pelukannya," ujarnya sambil menangis dan menatap tasbih berwarna biru kehijauan tersebut.
Beberapa dekade yang lalu, enam dari 10 orang warga Korsel yang meninggal dunia dikubur, sesuai dengan tradisi Kong Hu Chu. Namun, ada desakan dari Barat yang mendorong para warga Korsel agar melakukan kremasi (pembakaran jenazah) untuk menghemat lahan kuburan.
Sekira 500 orang bahkan dikabarkan sudah merubah abu yang berasal dari jenazah kerabatnya menjadi tasbih Budha di Icheon. Pembuatan tasbih dari abu mayat ini pun semakin mengalami kemajuan.
"Tasbih yang kami buat bersih, tasbih itu tidak akan jamuran dan bau," ujar CEO dari perusahaan pembuat tasbih, Bae Jae Jul.
Bae menggunakan temperatur tinggi untuk mengkristalkan abu mayat dan sekira 90 menit, abu mayat itu akan berubah menjadi tasbih. Warna tasbih itu umumnya biru kehijauan atau merah muda. Terkadang menjadi ungu atau bahkan hitam.
Bisnis pembuatan tasbih dari abu mayat ini sempat diluncurkan di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, namun bisnis ini tidak sukses karena warga setempat lebih memilih untuk menguburkan jasad orang yang sudah wafat.
Kim pun berniat untuk menjadikan abu dari jenazah ibunya menjadi tasbih pada 2012 mendatang.
"Saya juga memiliki seorang putri dan saya ingin dirinya menjadikan saya tasbih ketika saya sudah wafat," ujar Kim.
0 komentar
Posting Komentar