Sana Sini News - Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe yang pada Jumat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki mengatakan, terlambat bagi rezim Suriah untuk mengadakan reformasi.
Selama delapan bulan, Suriah dilanda pergolakan politik dan juga demonstrasi besar-besaran. Para pasukan Suriah tampaknya juga membangkang dan ingin melancarkan ke rezim Suriah.
"Sudah terlambat bagi Suriah untuk melakukan reformasi. Kami yakin, rezim Suriah tidak akan berkenan untuk melakukan program reformasi yang mereka rencanakan," ujar Juppe, seperti dikutip AFP, Sabtu (19/11/2011).
Pada Rabu kemarin, Prancis juga sudah memulangkan Duta Besarnya yang ada di Suriah setelah adanya penyerangan terhadap pihak Kedutaan Besar Prancis yang dilakukan oleh para loyalis Presiden Bashar al Assad.
Suriah pun saat ini sudah kehilangan mitra-mitranya dan tampak makin terisolasi. Kekerasan yang terjadi di Suriah sudah menewaskan sekira 3.500 orang dan melukai banyak orang lainnya.
Hampir seluruh negara di dunia ini khawatir akan kekerasan di Suriah. Meski demikian, Rusia tetap mendesak Suriah agar melakukan reformasi. Rusia bahkan sudah menuntut Presiden Assad, bila Assad tidak melakukan reformasi, dirinya lebih baik turun dari jabatan.
0 komentar
Posting Komentar