Sana Sini News - Rusia mengatakan, ada beberapa negara lain yang berusaha untuk memperburuk situasi di Suriah. Hal ini merupakan cara agar intervensi Suriah dapat dijustifikasi.
"Beberapa orang yang tergabung dalam kelompok oposisi Suriah yang didukung oleh pihak luar mengumumkan, dialog hanya akan berlangsung ketika rezim Suriah pergi," ujar Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, seperti dikutip Press TV, Jumat (18/11/2011).
"Rusia tidak ingin melihat Suriah mejadi seperti Libya," tandasnya.
Lavrov juga mendesak para oposisi Suriah agar tidak memboikot rencana reformasi yang direncanakan oleh Presiden Bashar al Assad. Rusia juga sangat menolak adanya penambahan sanksi ke Suriah. Pada saat Rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Rusia juga memveto rancangan resolusi DK PBB terhadap Suriah.
Menteri Luar Negeri Rusia ini juga mengingatkan, bila oposisi tetap melakukan pemberontakan, mereka membawa Suriah ke perang saudara dalam skala besar.
Sejak dulu, Rusia tampil sebagai pihak yang tak mendukung Barat terhadap kasus Suriah. Rusia menginginkan cara yang damai untuk mengakhiri krisis Suriah. Rusia juga masih percaya dengan Presiden Assad yang hendak melakukan reformasi.
PBB melaporkan, kekerasan di Suriah sudah menelan korban jiwa 3.500 orang, Suriah pun mendapatkan banyak kecaman dari pihak internasional. Negara-negara yang sempat menjadi mitra Suriah bahkan sudah menarik Duta Besarnya yang ada di Suriah.
0 komentar
Posting Komentar